Jumat, 26 Oktober 2012

STORY BATIK OF SRAGEN

Pernah lihat Batik ? tentunya tidak asing lagi kan. Sebenarnya kata ” Batik ”berasal dari bahasa Jawa "amba" yang berarti menulis dan "titik". Kata batik merujuk pada kain dengan corak yang dihasilkan oleh bahan "malam" (wax) yang diaplikasikan ke atas kain, sehingga menahan masuknya bahan pewarna (dye), atau dalam Bahasa Inggrisnya "wax-resist dyeing".
Tradisi membatik pada mulanya merupakan tradisi yang turun temurun, sehingga kadang kala suatu motif dapat dikenali berasal dari batik keluarga tertentu. Beberapa motif batik dapat menunjukkan status seseorang. Bahkan sampai saat ini, beberapa motif batik tadisional hanya dipakai oleh keluarga keraton Yogyakarta dan Surakarta.
Sejarah batik di Indonesia berkait erat dengan perkembangan kerajaan Majapahit dan penyebaran ajaran Islam di Tanah Jawa. Dalam beberapa catatan, pengembangan batik banyak dilakukan pada masa-masa kerajaan Mataram, kemudian pada masa kerjaan Solo dan Yogyakarta.
Jadi kesenian batik ini di Indonesia telah dikenal sejak zaman kerajaan Majapahit dan terus berkembang kepada kerajaan dan raja-raja berikutnya.Kesenian batik ini secara umumnya menjadi milik rakyat Indonesia dan khususnya suku Jawa ialah setelah akhir abad ke-XVIII atau awal abad ke-XIX.
Kesenian batik adalah kesenian gambar di atas kain untuk pakaian yang menjadi salah satu kebudayaan keluaga raja-raja Indonesia zaman dulu. Awalnya aktivitas membuat batik hanya terbatas dalam kraton saja dan hanya dihasilkan untuk pakaian raja dan keluarga serta para pembesar. Oleh kerana banyak dari pembesar tinggal diluar kraton, maka kesenian batik ini dibawa oleh mereka keluar dari kraton dan dihasilkan pula ditempatnya masing-masing.
Lama-lama kesenian batik ini ditiru oleh rakyat jelata dan selanjutnya meluas sehingga menjadi pekerjaan kaum wanita dalam rumah tangga mereka untuk mengisi waktu lapang.
Batik adalah kerajinan yang memiliki nilai seni tinggi dan telah menjadi bagian dari budaya Indonesia (khususnya Jawa) sejak lama. Perempuan-perempuan Jawa di masa lampau menjadikan keterampilan mereka dalam membatik sebagai mata pencaharian, sehingga di masa lalu pekerjaan membatik adalah pekerjaan eksklusif perempuan sampai ditemukannya "Batik Cap" yang memungkinkan masuknya laki-laki ke dalam bidang ini. Ada beberapa pengecualian bagi fenomena ini, yaitu batik pesisir yang memiliki garis maskulin seperti yang bisa dilihat pada corak "Mega Mendung", dimana di beberapa daerah pesisir pekerjaan membatik adalah lazim bagi kaum lelaki.
Ragam corak dan warna Batik dipengaruhi oleh berbagai pengaruh asing. Awalnya, batik memiliki ragam corak dan warna yang terbatas, dan beberapa corak hanya boleh dipakai oleh kalangan tertentu. Namun batik pesisir menyerap berbagai pengaruh luar, seperti para pedagang asing dan juga pada akhirnya, para penjajah. Warna-warna cerah seperti merah dipopulerkan oleh orang Tionghoa, yang juga mempopulerkan corak phoenix. Bangsa penjajah Eropa juga mengambil minat kepada batik, dan hasilnya adalah corak bebungaan yang sebelumnya tidak dikenal (seperti bunga tulip) dan juga benda-benda yang dibawa oleh penjajah (gedung atau kereta kuda), termasuk juga warna-warna kesukaan mereka seperti warna biru. Batik tradisonal tetap mempertahankan coraknya, dan masih dipakai dalam upacara-upacara adat, karena biasanya masing-masing corak memiliki perlambangan masing-masing.
Teknik membatik telah dikenal sejak ribuan tahun yang silam. Tidak ada keterangan sejarah yang cukup jelas tentang asal usul batik. Ada yang menduga teknik ini berasal dari bangsa Sumeria, kemudian dikembangkan di Jawa setelah dibawa oleh para pedagang India. Saat ini batik bisa ditemukan di banyak negara seperti Indonesia, Malaysia, Thailand, India, Sri Lanka, dan Iran. Selain di Asia, batik juga sangat populer di beberapa negara di benua Afrika. Walaupun demikian, batik yang sangat terkenal di dunia adalah batik yang berasal dari Indonesia, terutama dari Jawa.
Batik Modern
Dalam perkembangannya, batik tidak hanya bersifat etnik dan tradisional, namun juga bisa diaplikasikan pada kebudayaan modern. Corak batik belakangan ini banyak digunakan designer di Indonesia dalam merancang gaun adibusananya.
Perkembangan batik ini sayangnya tidak didukung oleh kesigapan pemerintah dalam melindungi hak atas kekayaan intelektual warisan leluhur tsb, sehingga corak batik kita banyak diklaim dan dipatenkan oleh bangsa lain. Walau begitu, tapi Alhamdulillah pada tanggal 2 Oktober 2009 kemarin United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization / UNESCO akhirnya telah meresmikan bahwa batik berasal dari Indonesia.
Cara pembuatan
Semula batik dibuat di atas bahan dengan warna putih yang terbuat dari kapas yang dinamakan kain mori. Dewasa ini batik juga dibuat di atas bahan lain seperti sutera, poliester, rayon dan bahan sintetis lainnya. Motif batik dibentuk dengan cairan lilin dengan menggunakan alat yang dinamakan canting untuk motif halus, atau kuas untuk motif berukuran besar, sehingga cairan lilin meresap ke dalam serat kain. Kain yang telah dilukis dengan lilin kemudian dicelup dengan warna yang diinginkan, biasanya dimulai dari warna-warna muda. Pencelupan kemudian dilakukan untuk motif lain dengan warna lebih tua atau gelap. Setelah beberapa kali proses pewarnaan, kain yang telah dibatik dicelupkan ke dalam bahan kimia untuk melarutkan lilin.
Antara bahan-bahan pewarna yang dipakai adalah tediri dari tumbuh-tumbuhan asli Indonesia yang dibuat sendiri antara lain dari: pohon mengkudu, tinggi, soga, nila, dan bahan sodanya dibuat dari soda abu, serta garamnya dibuat dari tanah lumpur.
Jenis batik
• Batik tulis, jika motif batik dibentuk dengan tangan
• Batik cap, jika motif batik dibentuk dengan cap (biasanya dibuat dari tembaga)
Sobat online, Khalayak umumnya mengenal Solo, Pekalongan, Yogyakarta sebagai penghasil utama kain batik di Indonesia. Sedikit yang mengetahui bahwa Sragen sebenarnya merupakan daerah penghasil kain batik. Bahkan, kain batik dengan desain khas karya perajin Sragen justru banyak membanjiri pasar batik di Solo, Yogyakarta, Pekalongan, Surabaya, Denpasar, dan Jakarta. Selain itu, batik Sragen juga telah menembus pasar luar negeri, antara lain Malaysia, Singapura, Afrika, Amerika, dan Jepang.
Di Sragen, saat ini terdapat 12.000 pembatik yang sebagian besar mendiami Desa Kliwonan, Pilang dan Sidodi yang terletak di Kecamatan Masaran. Sebagian pembatik lainnya berdomisili di desa Gedongan, Jabung Kecamatan Plupuh dan Kecamatan Kalijambe. Untuk mendukung program Desa Wisata Batik di desa Kliwonan yang terletak 13 km sebelah barat dari pusat Kota Sragen, Pemerintah Kabupaten Sragen juga menyelenggarakan pusat pelatihan dan pemasaran Batik.
Selama ini batik Sragen masih belum begitu dikenal oleh masyarakat luas karena para pengrajin biasanya memasarkan produksinya ke berbagai wilayah diluar Sragen seperti Solo dan Yogyakarta sehingga masyarakat lebih mengenal batik pekalongan atau batik Solo atau batik Yogya dari pada batik “Sragen.” Kesulitan para pengrajin dalam memasarkan produksi batik di wilayah Sragen inilah yang mendorong Pemerintah Kabupaten Sragen untuk membantu mengakomodir kebutuhan pemasaran batik bagi para pengrajin dalam wadah SENTRA BISNIS BATIK SRAGEN pada tanggal 15 Januari 2006. Pemerintah Kabupaten Sragen berupaya memberdayakan para pengrajin batik dan membantu pemasaran mereka dengan konsep pasar tradisional bersistem manajemen modern dalam wadah Setra Bisnis Batik Sragen (SBBS) yang berlokasi di jantung kota Sragen, (sebelah Barat kantor pemerintah Kabupaten Sragen) akan dimanjakan dengan aneka produk batik khas Sragen langsung dari para pengrajin :

Produksi batik Sragen meliputi batik tulis, cap, dan printing dengan berbagai ragam produk seperti Sarimbit, Sarung batik Selendang batik, jarik batik, kain batik, kemeja batik, kaos batik, tas batik, jilbab batik, mukena batik, blus batik, baju batik. Industri batik membuka peluang besar untuk penanaman modal dalam hal pengadaan bahan baku, pengembangan produksi, pelatihan dan ketrampilan, serta promosi dan pemasaran.

Kamipun siap melayani pesanan design dan produksi batik untuk seragam kantor dan instansi baik Pemda maupun instansi swasta dengan harga terjangkau dan kualitas terjamin.
Cara Pemesanan